Novelty ThemeASMARALOKA: Jurnal Bidang Pendidikan, Linguistik, dan Sastra Indonesia
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka
<p><strong>ASMARALOKA: Jurnal Bidang Pendidikan, Linguistik, dan Sastra Indonesia</strong> is a peer-reviewed professional journal with the editorial board of scholars mainly in applied linguistics, literature, and Indonesian language teaching. It is published by the <strong>Universitas Islam Zainul Hasan Genggong. </strong>This journal collaborates with <a href="https://drive.google.com/file/d/15Yq-ZDubrybTCFsEhSexGhXCXidNiXMd/view"><strong>Ikatan Program Studi Tadris Bahasa Indonesia (IPTABI)</strong></a>. The journal seeks to disseminate research to educators around the world and is published <strong>twice a year in the months of February and July</strong>. Reviewers will review any submitted paper. Review process employs a Single -blind review, which means that the reviewers identities are concealed from the authors.</p>en-UShusnahryfa@gmail.com (Rif'atul Husnah)magfirohhamdiah@gmail.com (Magfirotul Hamdiah)Thu, 31 Jul 2025 00:00:00 +0000OJS 3.3.0.3http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60MODEL SPEAKING DELL HYMES DALAM DIALOG INEWS “TIGA TERLAPOR IJAZAH JOKOWI BERSAKSI”
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/543
<p>This study aims to analyze verbal communication in the televised discussion <em>“Tiga Terlapor Ijazah Jokowi Bersaksi”</em> using Dell Hymes’ SPEAKING model within the framework of ethnography of communication. The research focuses on how communication elements—setting, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms, and genre—construct interaction dynamics in digital political discourse. A qualitative approach was applied, utilizing discourse analysis based on ethnographic communication. Data were collected from a live broadcast and transcribed dialogue, then systematically analyzed to uncover the structure and strategies employed by the participants. The findings show that the program serves not only as an informative space but also as a discursive arena for identity negotiation, ideological contestation, and representation of power. Each component of the SPEAKING model plays a significant role in shaping complex meanings in politically charged communication. The study concludes that the ethnographic communication approach is highly effective in examining speech acts within digital political contexts, revealing how verbal interactions are influenced by social positions, ethical considerations, and ideological interests.</p>Winda Naibaho, Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, Natal Eliazer Girsang, Maretha Damai Simanjuntak
Copyright (c) 2025 Winda Naibaho, Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, Natal Eliazer Girsang, Maretha Damai Simanjuntak
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/543Sat, 02 Aug 2025 00:00:00 +0000ANALISI WACANA KRITIS VAN DIJK PADA TEKS PIDATO PRABOWO DIDEPAN PURNAWIRAWAN TNI
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/556
<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna, ideologi, dan relasi kuasa dalam pidato Prabowo Subianto di hadapan purnawirawan TNI melalui pendekatan Analisis Wacana Kritis model Teun A. van Dijk. Pendekatan ini digunakan karena pidato tersebut sarat akan ideologi, sejarah, dan politik yang berkaitan dengan kondisi sosial dan moral bangsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi dokumentasi, berupa transkrip pidato sebagai data utama dan kepustakaan sebagai data pendukung. Analisis fokus dilakukan pada tiga dimensi utama Van Dijk, yaitu makrostruktur (tematik), suprastruktur (organisasi wacana), dan mikrostruktur (pilihan leksikal, kalimat, pronomina, konjungsi, dan interjeksi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema utama pidato tersebut merupakan refleksi perjuangan angkatan '45 sebagai dasar legitimasi keterlibatan purnawirawan TNI di ranah politik dalam rangka menyelamatkan bangsa dari krisis moral dan ketimpangan sosial. Pidato ini menyatukan narasi sejarah, kritik sosial, dan seruan politik dalam satu wacana logistik dan emosional. Pemilihan diksi dan struktur retorika dalam pidato secara strategis membangun citra diri, membangkitkan emosi, dan mengarahkan opini publik kepada legitimasi moral tokoh militer di panggung politik. Temuan ini menegaskan bahwa bahasa dalam wacana politik tidaklah netral, melainkan sarat dengan strategi persuasi dan ideologi.</span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Van Dijk, Pidato Prabowo, Ideologi, TNI, Politik, Generasi 45</span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna, ideologi, dan relasi kekuasaan dalam pidato Prabowo Subianto di hadapan para purnawirawan TNI melalui pendekatan Analisis Wacana Kritis model Teun A. van Dijk. Pendekatan ini digunakan karena pidato tersebut sarat akan memuat ideologi, sejarah, dan politik yang berkaitan dengan kondisi sosial dan moral bangsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi dokumentasi, berupa transkrip pidato sebagai data utama dan literatur sebagai pendukung. Analisis fokus dilakukan pada tiga dimensi utama Van Dijk yaitu struktur makro (tematik), superstruktur (organisasi wacana), dan mikrostruktur (pilihan leksikal, kalimat, kata ganti, konjungsi, dan interjeksi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema utama pidato adalah refleksi perjuangan generasi 45 sebagai dasar legitimasi keterlibatan purnawirawan TNI dalam ranah politik demi menyelamatkan bangsa dari krisis moral dan ketimpangan sosial. Pidato ini menyatukan narasi sejarah, kritik sosial, dan seruan politik dalam satu kesatuan wacana yang logistik dan emosional. Pilihan diksi dan struktur retoris dalam pidato secara strategis membangun citra diri, menggugah emosi, dan mengarahkan opini publik terhadap legitimasi moral tokoh militer di panggung politik. Temuan ini menegaskan bahwa bahasa dalam wacana politik tidak netral, melainkan sarat strategi persuasi dan ideologi.</span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Van Dijk, Pidato Prabowo, Ideologi, TNI, Politik, Generasi 45</span></span></p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>Indah Sinulingga, Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, Angelica Renata Sipayung, Putri Sion Dameria Silaen
Copyright (c) 2025 Indah Sinulingga, Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, Angelica Renata Sipayung, Putri Sion Dameria Silaen
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/556Sat, 02 Aug 2025 00:00:00 +0000STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR FASE B PADA INTEGRASI MODEL PJBL, LITERASI, DAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/416
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar fase B melalui integrasi Project Based Learning (PJBL), literasi, dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila (P5). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 14 laporan observasi yang berasal dari sembilan sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi guru dan siswa kelas III dan IV. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara singkat, dokumentasi kegiatan, serta analisis laporan, kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar fase B melalui integrasi Project Based Learning (PJBL), literasi, dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila (P5). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 14 laporan observasi yang berasal dari sembilan sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi guru dan siswa kelas III dan IV. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara singkat, dokumentasi kegiatan, serta analisis laporan, kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan variasi strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan dominasi model PJBL dan inquiry, diikuti oleh metode problem solving, ceramah, diskusi, dan diferensiasi pembelajaran. Praktik literasi yang ditemukan meliputi pembiasaan membaca 15 menit, pengelolaan pojok baca dan perpustakaan mini, proyek menulis narasi maupun surat, serta penerapan literasi digital pada sekolah dengan fasilitas yang memadai. Tantangan utama yang teridentifikasi meliputi rendahnya minat baca siswa, keterbatasan sarana pembelajaran (seperti proyektor dan koleksi buku), variasi kemampuan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, serta motivasi belajar siswa yang belum konsisten. Integrasi nilai-nilai P5, seperti gotong royong, tanggung jawab, kejujuran, dan bernalar kritis, terlihat terinternalisasi melalui proyek pembelajaran di beberapa sekolah. Kesimpulannya, integrasi PJBL, literasi, dan P5 berpotensi menjadi strategi efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa sekaligus membentuk karakter siswa. Keberhasilan implementasinya memerlukan dukungan sarana yang memadai, peningkatan kompetensi guru, dan penguatan program literasi yang berkelanjutan.</p>Firdausi Nurharini; Munawwaroh Munawwaroh; Ismatul Maula Ramadhani, Nabila Shidqiyyah
Copyright (c) 2025 Firdausi Nurharini; Munawwaroh Munawwaroh; Ismatul Maula Ramadhani
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/416Thu, 31 Jul 2025 00:00:00 +0000MAKNA LEKSIKAL DAN SIMBOLIK SEBLANG OLEHSARI SEBAGAI MEDIA EKSPRESI BUDAYA MASYARAKAT OSING BANYUWANGI: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/542
<p><span class="s17"><span class="bumpedFont17">Tradisi </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">Seblang</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17"> Olehsari merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya masyarakat </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">Osing</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17"> di Banyuwangi yang kaya akan simbol dan nilai spiritual. Penelitian ini bertujuan mengungkap makna leksikal dan simbolik dari kostum penari </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">Seblang</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17">Olehsari dengan menggunakan pendekatan antropolinguistik. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi visual, dan studi pustaka, kemudian dianalisis dengan teori makna leksikal (Kridalaksana), makna simbolik (Clifford Geertz), serta pendekatan antropolinguistik (Duranti). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna leksikal merujuk pada fungsi harfiah elemen kostum, seperti </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">kebaya</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17"> sebagai penutup tubuh dan </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">omprog</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17"> sebagai hiasan kepala. Sementara itu, makna simbolik mencerminkan nilai kesucian, spiritualitas, dan perlindungan dari kekuatan tak kasat mata. Kostum seperti </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">jarik batik</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17">, </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">selendang</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17">, dan </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">kalung manik-manik</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17"> tidak hanya berfungsi secara estetis, tetapi juga menjadi representasi identitas kultural masyarakat </span></span><span class="s27"><span class="bumpedFont17">Osing</span></span><span class="s17"><span class="bumpedFont17"> dalam konteks ritus sakral.</span></span></p> <p><span class="s17"><span class="bumpedFont17"><span class="s26">Kata kunci: </span>antropolinguistik; makna leksikal; makna simbolik; <span class="s27">Seblang</span> Olehsari; masyarakat <span class="s27">Osing</span></span></span></p>Cicilia Putri Mertin, Seimami Al Hikmah, Adisa Nayunda Putri, Allisa Nailun Nisa’, Kinamin Mutiara Bilkis, Intan Dwi Fibriyanti
Copyright (c) 2025 Cicilia Putri Mertin, Seimami Al Hikmah, Adisa Nayunda Putri, Allisa Nailun Nisa’, Kinamin Mutiara Bilkis, Intan Dwi Fibriyanti
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
https://www.lp3mzh.id/index.php/asmaraloka/article/view/542Sun, 12 Oct 2025 00:00:00 +0000